GEHEIMNIS
present by...
dxadza
|| Lee Hongbin (VIXX) &
Monic (OC) | mystery, riddle, dark | Ficlet 800+w | G ||
“Hongbin... Kau pasti
merindukan kue ini..”
_ _ _ _ _ _
“Aku..
aku menyukaimu”
Matanya
yang sayu mendadak ia alihkan pada sepasang manik kelabu yang menatap dirinya
gelisah. Tidak ada gurat rasa bahagia diwajahnya barang setitikpun. Tetap sama
seperti dulu. Datar dan serius.
Ya,
serius.
Secepat
kilat pria pemilik wajah serius yang jika kau melihatnya
seperti-jujurlah-jika-kau-tidak mau-mengaku-maka-jeruji besi-sudah-menunggumu
meninggalkan Monic, kawan masa kecilnya yang memiliki lika-liku hidup yang
sangat rumit.
Monic
tidak bergeming sedikitpun. Alih-alih bergeming, bola matanya bahkan tidak
beralih dari smoked beef yang hampir dilahapnya dari garpu yang ia
pegang. Bahkan ia tidak peduli punggung dengan balutan hijau tua yang mulai
tenggelam dalam keramaian malam-padahal ia sendiri tidak berniat melihatnya.
“Maaf,
sepertinya ada barangmu yang terjatuh”
Seorang
bibi pengantar minuman memberikan sebuah tas-semacam tas laptop-atau mungkin
memang tas laptop-berwarna hitam kepada Monic yang terjatuh tepat dibawah
mejanya.
“Ah,
terimakasih”
Demi
Tuhan. Ini pertama kalinya ia melontarkan pernyataan semenjak dirinya
menapakkan kaki di tempat ini. Seakan tidak mau mengalah, desiran angin
malam-lah yang mencairkan suasana dingin nan canggung selama kursi di
hadapannya masih terpakai.
Ceroboh sekali pemilik laptop
ini.
Monic
mengurungkan niat awalnya-melahap smoked
beef yang mungkin sudah mulai dingin
di hadapannya lalu membolak-balikkan tas yang ada di tangannya.
Ringan
dan lentur.
Sepertinya
tas laptop itu bukan berisi laptop, melainkan sebuah kamus tebal atau mungkin
berlembar-lembar kertas? Entahlah. Monic tidak berniat sedikitpun untuk membuka
atau bahkan mengetahui isinya. Ia memang tidak pernah penasaran akan sesuatu
dan tidak berniat ingin tahu urusan orang lain. Urusan hidupnya saja belum
beres.
“Lee
Hongbin?”
Tak
butuh waktu lama untuk membuat alisnya saling bertaut. Ia segera meraih
selembar kertas kecil yang hampir terjatuh dari tas tanpa identitas itu.
Terdapat
sebuah foto pria dewasa di pojok kanan atas dengan lambang kepolisian
transparan yang terdapat di bawahnya. Lagi-lagi wajah itu. Wajah tanpa ekspresi
bak tidak memiliki beban hidup terpajang jelas disana.
Oh, tas milik Hongbin..
Baru-baru
ini Hongbin bercerita pada Monic bahwa ia diterima sebagai anggota kepolisian
di Seoul. Jujur saja, Monic juga merasa bahagia. Kebiasaan Hongbin yang selalu
memakai baju seperti tukang kebun-atau-bahkan-lebih-buruk-dari-tukang-kebun
mulai enyah dari penglihatan Monic. Kini Hongbin mulai berpakaian rapi dan
sopan dengan tas laptop yang selalu ia bawa kemana saja.
Monic
lalu memasukkan kembali selembar kertas yang ada di tangannya tanpa berniat
membuka isi tas hitam dengan gantungan namsan tower di ujungnya-karena Hongbin
selalu melarang Monic membuka isinya.
_ _ _ _ _ _
Mata
cokelat gadis berambut ikal itu masih terjaga. Suara jangkrik dan katak yang
menembus kesunyian rumahnya semakin kentara. Maklum karena akhir-akhir ini kota
Seoul memang dilanda hujan deras yang datangnya hampir setiap hari. Alih-alih
membalut tubuh dengan selimut hello kitty-nya,
ia mengambil ponselnya lalu mengetikkan sebuah nama di kotak pencarian kontak
telepon.
Lee
Hongbin.
Tertulis
‘kawan masa kecil’ pada deskripsi
kontak.
“Hongbin-a!” serobot Monic sebelum lawan
bicaranya mengawali percakapan. (Bahkan ia juga tidak tahu, apakah panggilannya
sudah diangkat atau belum).
“Jangan
berisik! Ada apa?” sahut Hongbin sedikit berbisik.
Oh, dia masih terjaga rupanya.
“Kau
ini bisa tidak menghilangkan kebiasaan cerobohmu, huh?”
“Aku
tahu maksudmu-“
“Tas
hitam milikmu terjatuh saat kau meninggalkanku sendirian tadi” potong Monic
cepat sembari melirik sekilas kearah tas tak berdosa yang ia letakkan di
samping televisi. “Besok aku akan mengantarnya ke kantormu,” sambungnya.
“Tidak
usah,”
“Kau
ini. Aku tidak keberatan sama sekali, kok”
jawab Monic meyakinkan.
“Kalau
kau mau mengantarnya, sekarang saja” jelas Hongbin terburu-buru. Sedetik
kemudian, nada suaranya berubah.
“Kau
ini! Sekarang sudah pukul sepuluh lewat lima belas menit, kalau tiba-tiba aku
tidak sampai di rumahmu bagaimana?”
“Ya
sudah tidak usah”
“Tidak.
Aku akan mengantarnya ke kantormu besok pagi, oke”
“Ja-“
Tutt .. tutt ..
_ _ _ _ _ _
Tidak
biasanya Monic sudah berpakaian rapi pagi-pagi seperti ini. Kalau bukan karena
janjinya pada Hongbin kemarin, ia tidak akan beranjak dari tempat tidur-atau
bahkan tidak membuatkan kue jelly
kesukaan Hongbin yang sering ia buat saat masih kecil karena hanya ingin
melihat Hongbin mengatakan-kue-ini-enak-sekali-aku-menyukainya-terimakasih-kau-seperti-bidadari-pengabul-keinginanku.
Setidaknya ia tidak ingin melupakan masa kecilnya begitu saja.
Hongbin, kau pasti merindukan
kue ini...
Tangan
dengan polesan glitter transparan
pada kukunya segera menekan tombol berhenti pada bus umum yang ia naiki. Tak
lama ia-pun turun dan berjalan mendekati pintu masuk pusat kepolisian Seoul
yang juga termasuk gedung kepolisian terbesar di Korea Selatan.
Kakinya
menuntun wanita keturunan Korea-Filipina ini menuju semacam-receptionist-jika-ini-adalah-hotel lalu
mencari-cari nama ‘Lee Hongbin’ yang tertera pada papan nama anggota kepolisian
Seoul.
“Selamat
pagi nyonya, ada yang bisa kami bantu? Mau mencari siapa?” tanya seorang polisi paruh baya yang
sepertinya ketua kepolisian Seoul-yang terdapat tanda pengenal pada seragamnya.
“Lee
Hongbin” jawab Monic ramah seraya menundukkan badan.
“Lee
Hongbin,” bisik pria paruh baya itu pada rekan kerjanya.
Setidaknya
tidak butuh waktu lama untuk membuat wajah Monic menjadi pucat pasi.
Ia
tidak bisa merasakan kehadiran kakinya untuk menopang tubuh lemahnya.
Kristal
bening mulai menyeruak keluar bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar.
Jantungnya
seakan dihantam ribuan belati yang enggan memberikan kesempatan sekali lagi
untuk bernapas.
“Hongbin-a... Aku
mencintaimu...”
fin!
A/N: KYAAAK KYAAK KYAAKK aku nggak nyangka bisa nyelesein ff ini.
Awalnya aku iseng2 aja bikin ff genre baru, dan jadinya malah riddle!
Hiks... aku tau banyak kekurangan di ff ini -_-
riddle-nya fail abis lah pokoknya huahahahaha XD
Makasih juga sama sahabatku Anifa Yumna huahahah XD
ini juga karena permintaan dia /eh
rasanya kalo permintaan sahabat enggak cepet2 dituntasin
kaya berasa ngganjel gimana gitu /hah.
Dan alasan aku milih Hongbin sebagai cast cowoknya karena
mukanya itu lohh XD kejem-kejem tampan gimana gitu aduh XD
Kalo Anifa bilang mukanya Hongbin itu muka2 'introgasi' gilak
kalo dia lagi ngelamun atau pasang muka datar itu berasa
'duh ini orang dingin banget gila berasa di introgasi' huahahaha XD
/mas Hongbin maafkan saya/
Dan alasan aku milih Hongbin sebagai cast cowoknya karena
mukanya itu lohh XD kejem-kejem tampan gimana gitu aduh XD
Kalo Anifa bilang mukanya Hongbin itu muka2 'introgasi' gilak
kalo dia lagi ngelamun atau pasang muka datar itu berasa
'duh ini orang dingin banget gila berasa di introgasi' huahahaha XD
/mas Hongbin maafkan saya/
buat yang belum tau riddle:
Riddle adalah sekumpulan kata dan kalimat yang disusun sedemikian rupa untuk menyembunyikan sebuah rahasia dengan bentuk yang memusingkan, membingungkan, menjerumuskan, menyesatkan serta mendistorsi pikiran anda ke dalam ketidaktahuan.(cr.http://ahdibhaskara.blogspot.com/2013/11/apa-itu-riddle.html)
dan aku bikin ff riddle ini juga terinspirasi dari
salah satu author IFK XD kayanya seru banget bikin
ff riddle dan alhasil aku iseng buat dan jadinya gini deh -_-
nah sekarang aku ngasih kesempatan kalian buat nebak
apa maksud cerita diatas XD penjelasan sebenarnya
akan aku kasih tau menyusul boahaha XD atau bisa
mention ke @donna92bkhyn buat minta jawaban aslinya XD
tapi jangan lupa komen dulu hasil tebakan kalian okeh XD
please take out with full credit!
Malem thor :v lagi iseng eh nemu ini ff.
BalasHapusEh iya thor sebenernya hongbin itu udah mati atau gimana? Trus kenapa hongbin ngelarang monic ke kantornya trus pas monik sampe monik nangis(?) Thor kasih tau thor!! :v