2014/07/21

[FF] RIDDLE: Geheimnis



GEHEIMNIS


present by...
dxadza

|| Lee Hongbin (VIXX) & Monic (OC) | mystery, riddle, dark | Ficlet 800+w | G ||


“Hongbin... Kau pasti merindukan kue ini..”



_ _ _ _ _ _


“Aku.. aku menyukaimu”


Matanya yang sayu mendadak ia alihkan pada sepasang manik kelabu yang menatap dirinya gelisah. Tidak ada gurat rasa bahagia diwajahnya barang setitikpun. Tetap sama seperti dulu. Datar dan serius.


Ya, serius.


Secepat kilat pria pemilik wajah serius yang jika kau melihatnya seperti-jujurlah-jika-kau-tidak mau-mengaku-maka-jeruji besi-sudah-menunggumu meninggalkan Monic, kawan masa kecilnya yang memiliki lika-liku hidup yang sangat rumit.


Monic tidak bergeming sedikitpun. Alih-alih bergeming, bola matanya bahkan tidak beralih dari smoked beef  yang hampir dilahapnya dari garpu yang ia pegang. Bahkan ia tidak peduli punggung dengan balutan hijau tua yang mulai tenggelam dalam keramaian malam-padahal ia sendiri tidak berniat melihatnya.


“Maaf, sepertinya ada barangmu yang terjatuh”


Seorang bibi pengantar minuman memberikan sebuah tas-semacam tas laptop-atau mungkin memang tas laptop-berwarna hitam kepada Monic yang terjatuh tepat dibawah mejanya.


“Ah, terimakasih”


Demi Tuhan. Ini pertama kalinya ia melontarkan pernyataan semenjak dirinya menapakkan kaki di tempat ini. Seakan tidak mau mengalah, desiran angin malam-lah yang mencairkan suasana dingin nan canggung selama kursi di hadapannya masih terpakai.


Ceroboh sekali pemilik laptop ini.


Monic mengurungkan niat awalnya-melahap smoked beef  yang mungkin sudah mulai dingin di hadapannya lalu membolak-balikkan tas yang ada di tangannya.


Ringan dan lentur.


Sepertinya tas laptop itu bukan berisi laptop, melainkan sebuah kamus tebal atau mungkin berlembar-lembar kertas? Entahlah. Monic tidak berniat sedikitpun untuk membuka atau bahkan mengetahui isinya. Ia memang tidak pernah penasaran akan sesuatu dan tidak berniat ingin tahu urusan orang lain. Urusan hidupnya saja belum beres.


“Lee Hongbin?”


Tak butuh waktu lama untuk membuat alisnya saling bertaut. Ia segera meraih selembar kertas kecil yang hampir terjatuh dari tas tanpa identitas itu.


Terdapat sebuah foto pria dewasa di pojok kanan atas dengan lambang kepolisian transparan yang terdapat di bawahnya. Lagi-lagi wajah itu. Wajah tanpa ekspresi bak tidak memiliki beban hidup terpajang jelas disana.


Oh, tas milik Hongbin..


Baru-baru ini Hongbin bercerita pada Monic bahwa ia diterima sebagai anggota kepolisian di Seoul. Jujur saja, Monic juga merasa bahagia. Kebiasaan Hongbin yang selalu memakai baju seperti tukang kebun-atau-bahkan-lebih-buruk-dari-tukang-kebun mulai enyah dari penglihatan Monic. Kini Hongbin mulai berpakaian rapi dan sopan dengan tas laptop yang selalu ia bawa kemana saja.


Monic lalu memasukkan kembali selembar kertas yang ada di tangannya tanpa berniat membuka isi tas hitam dengan gantungan namsan tower di ujungnya-karena Hongbin selalu melarang Monic membuka isinya.


_ _ _ _ _ _


Mata cokelat gadis berambut ikal itu masih terjaga. Suara jangkrik dan katak yang menembus kesunyian rumahnya semakin kentara. Maklum karena akhir-akhir ini kota Seoul memang dilanda hujan deras yang datangnya hampir setiap hari. Alih-alih membalut tubuh dengan selimut hello kitty-nya, ia mengambil ponselnya lalu mengetikkan sebuah nama di kotak pencarian kontak telepon.


Lee Hongbin.


Tertulis ‘kawan masa kecil’ pada deskripsi kontak.


“Hongbin-a!” serobot Monic sebelum lawan bicaranya mengawali percakapan. (Bahkan ia juga tidak tahu, apakah panggilannya sudah diangkat atau belum).


“Jangan berisik! Ada apa?” sahut Hongbin sedikit berbisik.


Oh, dia masih terjaga rupanya.


“Kau ini bisa tidak menghilangkan kebiasaan cerobohmu, huh?”


“Aku tahu maksudmu-“


“Tas hitam milikmu terjatuh saat kau meninggalkanku sendirian tadi” potong Monic cepat sembari melirik sekilas kearah tas tak berdosa yang ia letakkan di samping televisi. “Besok aku akan mengantarnya ke kantormu,” sambungnya.


“Tidak usah,”


“Kau ini. Aku tidak keberatan sama sekali, kok” jawab Monic meyakinkan.


“Kalau kau mau mengantarnya, sekarang saja” jelas Hongbin terburu-buru. Sedetik kemudian, nada suaranya berubah.


“Kau ini! Sekarang sudah pukul sepuluh lewat lima belas menit, kalau tiba-tiba aku tidak sampai di rumahmu bagaimana?”


“Ya sudah tidak usah”


“Tidak. Aku akan mengantarnya ke kantormu besok pagi, oke


“Ja-“


Tutt .. tutt ..


_ _ _ _ _ _


Tidak biasanya Monic sudah berpakaian rapi pagi-pagi seperti ini. Kalau bukan karena janjinya pada Hongbin kemarin, ia tidak akan beranjak dari tempat tidur-atau bahkan tidak membuatkan kue jelly kesukaan Hongbin yang sering ia buat saat masih kecil karena hanya ingin melihat Hongbin mengatakan-kue-ini-enak-sekali-aku-menyukainya-terimakasih-kau-seperti-bidadari-pengabul-keinginanku. Setidaknya ia tidak ingin melupakan masa kecilnya begitu saja.


Hongbin, kau pasti merindukan kue ini...



Tangan dengan polesan glitter transparan pada kukunya segera menekan tombol berhenti pada bus umum yang ia naiki. Tak lama ia-pun turun dan berjalan mendekati pintu masuk pusat kepolisian Seoul yang juga termasuk gedung kepolisian terbesar di Korea Selatan.


Kakinya menuntun wanita keturunan Korea-Filipina ini menuju semacam-receptionist-jika-ini-adalah-hotel lalu mencari-cari nama ‘Lee Hongbin’ yang tertera pada papan nama anggota kepolisian Seoul.


“Selamat pagi nyonya, ada yang bisa kami bantu? Mau mencari siapa?” tanya seorang polisi paruh baya yang sepertinya ketua kepolisian Seoul-yang terdapat tanda pengenal pada seragamnya.


“Lee Hongbin” jawab Monic ramah seraya menundukkan badan.


“Lee Hongbin,” bisik pria paruh baya itu pada rekan kerjanya.


Setidaknya tidak butuh waktu lama untuk membuat wajah Monic menjadi pucat pasi.


Ia tidak bisa merasakan kehadiran kakinya untuk menopang tubuh lemahnya.


Kristal bening mulai menyeruak keluar bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar.


Jantungnya seakan dihantam ribuan belati yang enggan memberikan kesempatan sekali lagi untuk bernapas.





“Hongbin-a... Aku mencintaimu...”








fin! 



A/N: KYAAAK KYAAK KYAAKK aku nggak nyangka bisa nyelesein ff ini.
Awalnya aku iseng2 aja bikin ff genre baru, dan jadinya malah riddle!
Hiks... aku tau banyak kekurangan di ff ini -_-
riddle-nya fail abis lah pokoknya huahahahaha XD 
Makasih juga sama sahabatku Anifa Yumna huahahah XD
ini juga karena permintaan dia /eh
rasanya kalo permintaan sahabat enggak cepet2 dituntasin
kaya berasa ngganjel gimana gitu /hah.
Dan alasan aku milih Hongbin sebagai cast cowoknya karena
mukanya itu lohh XD kejem-kejem tampan gimana gitu aduh XD
Kalo Anifa bilang mukanya Hongbin itu muka2 'introgasi' gilak
kalo dia lagi ngelamun atau pasang muka datar itu berasa
'duh ini orang dingin banget gila berasa di introgasi' huahahaha XD
/mas Hongbin maafkan saya/ 



buat yang belum tau riddle:
Riddle adalah sekumpulan kata dan kalimat yang disusun sedemikian rupa untuk menyembunyikan sebuah rahasia dengan bentuk yang memusingkan, membingungkan, menjerumuskan, menyesatkan serta mendistorsi pikiran anda ke dalam ketidaktahuan.(cr.http://ahdibhaskara.blogspot.com/2013/11/apa-itu-riddle.html)

dan aku bikin ff riddle ini juga terinspirasi dari
salah satu author IFK XD kayanya seru banget bikin
ff riddle dan alhasil aku iseng buat dan jadinya gini deh -_-
nah sekarang aku ngasih kesempatan kalian buat nebak 
apa maksud cerita diatas XD penjelasan sebenarnya
akan aku kasih tau menyusul boahaha XD atau bisa 
mention ke @donna92bkhyn buat minta jawaban aslinya XD
tapi jangan lupa komen dulu hasil tebakan kalian okeh XD









please take out with full credit!

1 komentar:

  1. Malem thor :v lagi iseng eh nemu ini ff.
    Eh iya thor sebenernya hongbin itu udah mati atau gimana? Trus kenapa hongbin ngelarang monic ke kantornya trus pas monik sampe monik nangis(?) Thor kasih tau thor!! :v

    BalasHapus